YPPK Fransiskus Asisi Kota dan Kabupaten Jayapura Gelar Workshop dan Pelatihan Implementasi Pendidikan Inklusif Anak Usia Dini

0
7

INDONESIABERBISNIS.ID, – Jayapura, 13 Mei 2025 – Dalam upaya meningkatkan kualitas layanan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus, Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik (YPPK) Fransiskus Asisi Kota dan Kabupaten Jayapura menggelar Workshop dan Pelatihan Implementasi Pendidikan Inklusif Anak Usia Dini. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, 12–13 Mei 2025, bertempat di Aula SD YPPK Gembala Baik, Abepura, dan diikuti oleh lebih dari 40 guru dari jenjang TK-PAUD dan SD kelas kecil.

Pelatihan yang dilaksanakan secara hybrid ini menghadirkan tiga pemateri dari Bandung yang memiliki keahlian di bidang pendidikan inklusi. Tujuan utama kegiatan ini adalah membekali para guru dengan pemahaman dan keterampilan praktis dalam menerapkan prinsip pendidikan inklusif di ruang kelas.

Direktur Sekretariat Eksekutif YPPK FA Jayapura, Ferdinando Lase, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari langkah strategis untuk menjawab kebutuhan riil di lapangan, di mana sejumlah peserta didik berkebutuhan khusus telah menempuh pendidikan di sekolah-sekolah YPPK, namun belum mendapatkan dukungan pembelajaran yang optimal.

“Kami ingin memastikan bahwa seluruh guru memahami dan mampu mengimplementasikan pendidikan inklusif, sehingga semua anak bisa belajar dan berkembang bersama tanpa diskriminasi,” ujar Ferdinando.

Kegiatan ini juga menjadi bagian dari komitmen yayasan dalam mengimplementasikan Permendiknas Nomor 32 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus, yang menekankan pentingnya pendidikan yang menjangkau semua anak, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus fisik, intelektual, sosial, atau emosional.

Salah satu pemateri, Bimbi Lastri Prima Asih, penggerak pendidikan inklusi dan penerima beasiswa LPDP, menegaskan bahwa pendidikan inklusif adalah hak semua anak.

“Ini adalah bentuk kontribusi saya kepada negeri dan LPDP. Kami ingin tidak ada satu pun anak yang tertinggal dari sistem pendidikan,” ujar Bimbi yang saat ini sedang menempuh pendidikan magister di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung.

Sementara itu, pemateri lainnya, Kartika Ayu Ningsih, praktisi pendidikan masyarakat asal Bengkulu yang kini sedang menempuh studi S3 di Program Doktor Pendidikan Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), menyampaikan pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam mewujudkan pendidikan inklusif secara menyeluruh.

“Pendidikan inklusi tidak bisa berjalan sendiri. Ini adalah kerja bersama antara guru, orang tua, manajemen sekolah, dan profesional seperti psikolog dan terapis. Kita harus menciptakan ekosistem pembelajaran yang benar-benar mendukung semua anak,” tegas Kartika.

Ia juga menambahkan bahwa pendidikan inklusi tidak boleh berhenti sebagai agenda pelatihan semata, melainkan harus didukung oleh kebijakan internal yayasan dan pelibatan lintas sektor agar dapat diimplementasikan secara nyata dan berkelanjutan di lapangan.

“Kami berharap program ini terus berlanjut dan diperluas. Pendidikan adalah hak semua anak, termasuk anak-anak di Papua. Mereka berhak mendapatkan pendidikan yang adil, layak, dan penuh kasih,” tambahnya.

Workshop ini dikemas dalam format interaktif, mencakup sesi materi, diskusi kelompok, tanya jawab, dan presentasi. Topik yang dibahas antara lain prinsip dasar pendidikan inklusi, strategi pembelajaran adaptif, pengembangan kurikulum ramah inklusi, hingga strategi komunikasi dengan orang tua dan masyarakat.

YPPK FA Jayapura berharap pelatihan ini menjadi titik awal dari transformasi pendidikan yang lebih adil dan merata bagi semua anak, serta mampu membentuk sekolah-sekolah yang benar-benar inklusif.